WAWANCARA
Jumat
(08/06). Paham dan aksi radikalisme tumbuh berkembang menjadi ideologi serta
identitas yang mengancam multikulturalisme dan heterogenitas masyarakat negeri
ini. Kelompok radikalisme menebar teror, menumbuhkan ideologi kebencian pada
keyakinan serta golongan lain berbeda haluan teologi, ideologi, dan bahkan
gerakan politik. Dalam perekrutan anggota, seringkali mereka mencari
orang-orang yang sedang haus mendalami agama (orang awam) agar mau mengikuti
ajaran mereka. Tidak sedikit yang menjadi korban/kelompok radikal dari kalangan
terpelajar sampai remaja masjid. “Paham radikalisme dapat mengehancuran
bangsa,” ujar Yusuf, seorang mahasiswa salah satu Peruruan Tinggi di Jakarta
dan salah satu pengurus remaja masjid At-Takwa di komplek Perumahan Lembah
Pinus Pamulang Tanggerang Selatan. Berikut petikan wawancaranya.
Apa
yang Anda ketahui tentang radikalisme?
Radikalisme
adalah faham yang mengamalkan agamanya berdasarkan tekstual semata, kaku tidak
mau melihat perkembangan zaman. sehingga ketika didapati suatu ayat perintah
untuk berjihad (berperang) misalnya, mereka benar-benar menerapkannya sekarang
tanpa melihat turunnya ayat pada waktu itu.
Apakah
paham radikalisme berbahaya bagi bangsa Indonesia?
Tentu
sangat berbahaya. Pola pikir atau cara pandang merekalah yang dapat menyebabkan
kehancuran bangsa. Mereka akan menganggap selain golongan dari mereka adalah
musuh.
Saat
ini, banyak kekerasaan yang mengatasnamakan agama. Bagaimana anda melihat hal
ini?
Kurangnya
pendalaman dalam hal agama itulah yang menyebabkan kekerasaan atas nama agama seperti
yang dilakukan salah satu ormas Islam. Mereka merusak, mengobrak-abrik,
membakar bahkan sampai tahap mengebom tempat yang dianggapnya sarang maksiat.
Seringkali
mereka membawa nama jihad untuk tujuan tertentu, apa pendapat Anda?
Kata
Jihad kalau dilihat dari akar katanya mempunyai arti berjuang. Biasanya jihad
selalu di sandarkan pada fi sabilillah yang berarti berjuang di jalan Allah. Menurut
saya, ada kesalahpahaman dalam menafsirkan makna jihad bagi mereka
(red-kelompok radikalisme).
Sebagai
remaja masjid, Bagaimana para pemuda masjid membekali diri dari paham tersebut?
Biasanya
kita selalu mengadakan kajian perkembangan Islam sebulan sekali dengan mengundang
ustaz yang sudah tahu kredibiltasnya, bukan asal pilih. Karena banyak dari
kelompok radikal juga menjadi ustaz dan sering mengisi pengajian di masjid.
apa
harapan anda kepada remaja-remaja masjid lain untuk tidak terpengaruh?
Perdalamilah
agama dengan seutuhnya, tidak setengah-setengah. Jangan mentang-mentang baru mengaji
dan merasa yang didapat benar lantas menyalahkan orang lain. sering-seringlah
berdiskusi atau undang pembicara yang berkompeten.
Assalamu'alaikum.wr.wb..
BalasHapusMas Imam, ini tulisan yang menarik.
Saya saran bagaimana kalau jawabannya lebih dilengkapi lagi. Ya, hehe, pancing-pancing sedikit biar yang diwawancarai lebih banyak berbicara.
Terimakasih.
Tolong baca tulisan saya juga ya, Mas.
http://penabirru.blogspot.com/2012/06/remaja-islam-dan-islamfobia.html
:)
Salam,
Isti Toq'ah
Wassalamu'alaikum.wr.wb...