Berbeda Awal Puasa Namun Tetap Kokoh Dalam Persatuan
Oleh : Sutiawan Sadra
Berbeda menentukan awal puasa sudah menjadi hal yang sering
dibicarakan banyak orang disaat menjelang bulan suci Ramadhan. Perbedaan ini
sudah dari dulu menghiasi ruang lingkup manusia.
Perbedaan
menjadi sesuatu momok yang sangat menakutkan apabila perbedaan banyak
menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif dan cenderung merugikan manusia.
Tapi perbedaan itu sah-sah saja karena itu adalah sebuah ciri khas dari mahluk
ciptaan tuhan yang berakal. Di dunia ini banyak sesuatu yang berbeda secara
kasap mata, tetapi dari semua perbedaan yang ada di dunia ini mempunyai sebuah
unsur yang sama yaitu sama-sama mahluk ciptaan Tuhan.
Sekarang,
perbedaan dalam setiap muslimin menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas,
apalagi sekarang dibulan suci ramadhan, banyak kaum muslimin berbeda dalammenentukan hari awal pertama puasa. Seperti contoh di Indonesia, ada beberapa
golongan kaum muslimin Indonesia yang berbeda dalam menentukan hari pertama
puasa.
Dalam
hal menentukan sesuatu itu memang inginnya kita sama. Akan tetapi mau-tidak mau
kita akan menemukan perbedaan dalam menentukan sesuatu itu. Ini semua adalah
anugerah Tuhan. Pada intinya kita jangan melihat dari perbedaan itu tapi
lihatlah dari kesamaannya. Kita berbeda dalam menentukan hari pertama puasa
tetapi apakah kita berbeda dalam hal bertauhid, dalam hal iman kepada nabi dan
kepada rukun iman dan yang lain sebagainya. Tentu jelas tidak, kita lebih
benyak kesamaannya dibanding perbedaannya.
Kesamaan
yang dibeda-bedakan terkadang timbul dari perasaan yang lain. Pada intinya
mereka juga sudah tahu bahwa mereka itu sama, hanya saja apabila dipengaruhi
oleh faktor atau unsur yang lain yang mereka menginginkan dalam garis perbedaan
itu sehingga mereka tetap bertahan dalam ranah perbedaan.
Boleh
saja berbeda dalam menentukan hari pertama puasa, asalkan tetap dalam persatuan yang kokoh sesama kaum
muslimin. Perbedaan jangan sampai meruntuhkan genggaman kaum muslimin.
Perbedaan jangan sampai membawa kita pada kehancuran. Karena apabila sampai
kita terpecah belah, musuh-musuh islam di luar sana akan sangat bahagia
mendengar kabar perpecahan kaum muslimin.
Agar
perbedaan itu tidak merusak kedalam batang kaum muslimin, hendaknya umat muslim
mempunyai beberapa sikap pada diri dalam menanggapi perbedaan. Ada beberapa
sikap yang menurut saya harus dimiliki oleh kaum muslimin yaitu berpengetahuan
yang luas, kesabaran yang teguh, dan sikap toleransi yang tinggi.
Dengan
berpengetahuan yang luas seseorang tidak akan cepat menjastifikasi pendapat
orang lain. Orang yang berpengetahuan luas akan lebih mengetahui pmakna dari
perbedaan, mereka tidak mempunyai pemikiran yang sempit. Dengan seseorang
memiliki pengetahuan yang luas kita akan tetap kokoh dalam persatuan ketika
menghadapi perbedaan.
Dengan
keteguhan kesabaran, seseorang akan tetap kokoh dalam persatuan dalam
menghadapi perbedeaan. Disaat mereka mendapatkan sesuatu hal yang berlainan
dengan pendapatnya, mereka akan lebih bisa menerima perbedaan tanpa mereka harus
memaksakan pendapat mereka untuk dijalankan.
Dan
yang ketiga dengan sikap toleransi yang tinggi, seseorang akan lebih menghargai
pendapat orang lain yang mereka juga pada intinya berhak mengemukakan pendapat
selama mereka tidak keluar dari jalur yang telah ada. Bila memang keluar dari
jalur yang ada maka kita harus meluruskan pendapat mereka.
Ini
hanya beberapa contoh sikap yang harus dimiliki seseorang dari sekian banyaknya
sikap yang harus dimiliki. Kita berharap semoga walaupun beberapa kali ini kita
berbeda dalam menentukan awal puasa tapi teteap kita kokoh daalam persatuan.
Menurut teman saya ada yang mengatakan bahwa
bukannya banyak perbedaan di dunia ini akan tetapi banyak kesamaan yang di
beda-bedakan,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar