Sabtu, 09 Juni 2012

Islam : Kedamaian Tanpa Kekerasan


Tangisan seorang anak mulia bergemuruh, tidak lama dari beberapa menit ledakan keras menimpa hotel  tersebut. Beberapa orang kocar kacir berkeluaran dari hotel.  Sebagian korban yang terluka mencoba berlari secepat mungkin untuk keluar dari gedung tersebut. Siapa yang salah dalam hal ini? 

Banyak korban jiwa yang tidak bersalah, menjadi korban dalam kasus pemboman di JW Marriot. Namun kasus JW Marriot hanyalah sebagian dari kasus yang sebelumnya pernah terjadi di Bali. Namun jika kita flashback kembali dua kasus pemboman yang menyita perhatian banyak publik ini, tentunya tidak hanya menyangkut masalah di dalam negri, namun juga menyita perhatian dari beberapa negara.

Kasus pembomanan yang di JW Marriot di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia, terjadi pada 17 Juli 2009 bersamaan  dengan hotel Ritz-Carlton. Ledakan bom di hotel JW Mariott terjadi pada sekitar pukul 12.45 dan 12.55 WIB. Diketahui ledakan itu berasal dari bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil Toyota Kijang dengan nomor polisi B 7462 ZN yang dikendarai oleh Asmar Latin Sani.

Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Akibat peristiwa itu, Hotel JW Marriott ditutup selama tiga minggu dan setelah melakukan operasi perlengkapan mulai reopened menyelesaikan renovasi kembali tanggal Jumat, 22 Agustus 2003.

Permasalahkan dalam kasus pemboman bukan kerugian materil dari kedua hotel tersebut, lebih dari itu adalah nyawa yang menjadi korban serta harga diri indonesia dimata dunia. Beberapa kalangan mengklaim bahwa Indonesia merupakan negara teroris, namun yang lebih tidak kalah mimulukan adalah agama islam yang disudutkan dalam kasus teroris ini.

Beberapa kalangan selalu mengaitkan aksi teror yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh umat Islam.  Namun jika dikaji lebih dalam makna islam yang sesungguhnya, maka pada dasarnya islam sangat  jauh dari kekerasan. Islam selalu mengajarkan cinta damai, jauh dari sifat anarkis. Sebagai salah satu contoh yang menggambarkan hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Remaja Masjid Al-Anhar, yang berada di sekitar lingkungan tempat saya tinggal. Meskipun tidak banyak para anggotanya, namun pengajian ini rutin dilakukan setiap malam rabu dan malam jumat. Rata-rata para anggota remaja yang tergabung dalam ikatan Remaja Mesjid ini, mereka yang masih duduk di bangku SMA/K. Namun demikian ada juga beberapa diantara mereka yang telah lulus SMA/K.

Ikatan remaja masjid tempat saya tinggal bernama “Remaja Masjid Al-Anhar “. Ikatan remaja ini telah dibentuk sekita  tahun 2005.  Kurang lebih sudah sekitar 7 tahun ikatan remaja ini dibentuk. Terhitung sudah tiga kali pergantian ketua anggota. Adapun struktur organisasi dari Remaja Masjid Al-Anhar, diantaranya Ketua  : Sultan Himawan,  Ketua I : Sentot Permana, Ketua II :Uwik Hawiyah. Sekretaris I : Choryati, Sekretaris II  : Ade Citra Permatasari. Bendahara I  : Muamar, Bendahara II : Dini Amalia. Beberapa Bidang-bidang lainnya seperti, Bidang Organisasi dan Pengembangan Kelembagaan : Ofiyardi Azhar dan Sylvia Tiara Elvira.  Bidang Dakwah : Ibnu Sultoni dan Ridwan Hizri. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan Kartini dan Eti Rusdiati. Anggota : Hendra Suganda, Sylvia Tiara Elvira, Ana Ramadhayanti, Yus Reza, Ari Mustafa, Mardiana, Fahra Rizwari.

Selain melakukan pengajian rutin, di Remaja Masjid Al-Anhar, juga sering mengadakan beberapa kegiatan diantaranya  kerja bakti,  biasanya kerja bakti dilakukan dua sampai tiga kali dalam satu bulan. Biasanya kerja bakti dilakukan untuk membersihkan selokan atau gorong-gorong. Meskipun kegiatan ini tidak tiap minggu dilakukan, tidak menutup kemungkinan jika sewaktu-waktu saluran selokan atau gorong-gorong tersumbat  penduduk atas inisiatif sendiri langsung membersihkannya. Biasanya kerja bakti diumumkan melalui pengeras suara dari mesjid sehari sebelum kegiatan kerja bakti dilaksanakan.

Kegiatan lainnya yang biasa dilakukan adalah olahraga Badminton. Olah raga ini sering dilakukan tiap minggu pagi, sejak pukul 06.00 WIB. Selain itu kegiatan lainnya yang biasa dilakukan adalah pemilihan ketua RT / RW, dan nonton bareng pertandingan.

Seperti telah dijelaskan dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Remaja Masjid Al-Anhar, maka dari hal ini dapat diketahui bahwa Remaja Masjid Al-Anhar sangat jauh dari Radikalisme. Diketahui Radikalisme satu paham aliran yang menghendaki perubahan secara drastis. Dalam penjelasan lebih lanjut, aliran paham politik yang maksud adalah  menghendaki pengikutnya berubah secara ekstrim sesuai degan paham yang mereka anut dan cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai targetnya. Singkat kata Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

IRadikalisme menjadi identik dengan agama tertentu bahkan sikap ini selalu disebarluaskan melalui jaringan media sehingga membentuk opini dunia, islam adalah agama radikal. Label radikalisme yang dialamatkan barat pada islam merupakan kesalahan besar karena dalam islam tidak ada perintah menuju kekerasan. Islam mengedepankan konsep taysiir dan tabsyir. Islam berbeda dengan perilaku muslim artinya keberutalan (Radikalisme) yang dilakukan sekelompok muslim, tidak bisa dijadikan alasan untuk menjadikan Islam sebagai biang keladi Radikalisme.

Secara istilah arti islam adalah apa yang disyaratkan oleh ayat suci ini, yakni “Bala man aslama wajhahu lillahi wa hua muhsinun, falahu ajruhu ‘inda robbihi wala khoufun ‘alihim wala hum yahzanuun“ yakni, muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan Allah taala, yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah taala dan untuk mengikuti kehendak-kehendaknya, serta untuk meraih keridhaannya. Kemudian dia berdiri teguh diatas perbuatan-perbuatan baik demi Allah taala. Dan dia menyerahkan segenap kekuatan amaliah wujudnya di jalan Allah. Artinya, secara akidah dan secara amalan, dia telah menjadi milik Allah taala semata.

Pada dasarnya antara islam dan radikalisme merupakan dua kata yang sama sekali tidak berhubungan satu sama lain. Islam bersifat satu atau tunggal, tidak ada istilah lainnya dalam islam. “Pada dasarnya antara islam dan radikalisme, tidak ada keterkaitan. Islam itu satu, tidak ada istilah islam radikalisme, islam kapitalisme, islam liberalisme, Islam moderat. Seperti yang digariskan Al-Quran, islam yang hanifan samhah (Islam itu lembut, ramah, toleran). Istilah islam radikal, liberal, dan lainnya, hanya dibuat orang lain” ujar Sultan Himawan selaku ketua Remaja Masjid Al-Anhar.

Istialh islam radikalisme, pada umunya hanya merupakan image yang dibentuk oleh beberapa individu maupaun kelompok tertentu dengan tujuan menghancurkan tali persaudaraan antar muslim. “ Pada umunya penamaan islam radikalisme merupakan image yang dibentuk oleh orang-orang tertentu, agar umat Islam bercerai berai, terpecah-pecah dan bila sudah begitu kekuatannya menjadi lemah. Dari kelemahan tersebut umat islam, akan mudah diadu domba “ Sultan Himawan menjelaskan.

Dalam hal ini kita sebagai generasi muda Indonesia, sudah seharusnya mengembalikan dan membuktikan kepada dunia, bahwa Remaja Mesjid dan Radikalisme merupakan dua hal yang saling bertentangan. Bukankah islam tanpa kekerasan telah menimbulkan kedamaian? (ana)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum.wr.wb..
    Mb Ana keren. Banyak ilmu yang bisa didapat dari tulisan Iwan.

    Saya saran, dimasukkan pertanyaan-pertanyaan wawancaranya supaya tidak terlihat terlalu panjang dan penuh.

    Tolong baca tulisan saya juga ya.
    http://penabirru.blogspot.com/2012/06/remaja-islam-dan-islamfobia.html
    :)

    Terima kasih.

    Salam,
    Isti Toq'ah

    Wassalamu'alaikum wr.wb..

    BalasHapus