Sabtu, 30 Juni 2012

Jadilah pemuda yang di banggakan Allah swt didepan para malaikatnya oleh Sutiawan sadra


Pemuda yang  dibanggakan Allah di depan para malaikat-Nya
*Oleh Sutiawan Sadra


Engkau harus mengetahui bahwa, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya  engkau hidup disuatu zaman ketika orang-orang yang mengaku berada di jalan kebenaran sangat sedikit jumlahnya… kaum muda mereka adalah para pelaku dosa dan ulama-ulama mereka adalah para hipokrit” khalifah Ali bin Abi Thalib kwz.
Remaja dengan tuntutan zaman sekarang, membuat  remaja tidak mengenal identitas dirinya. Identitas sebagai tombak untuk menopang agama. Tapi mereka sebagai umat yang mengenal agama sudah  melalaikan suatu hal yang sangat penting, salah satunya mereka melalaikan kitabnya sendiri.
Mungkin sangat sedikit dari penduduk Indonesia  khususnya remaja yang memperhatikan dan mengkaji kitab mereka, terkecuali bagi mereka yang mengkhususkan sendiri mempelajari kitab agama mereka. Mereka masih memperhatikan dan mereka masih punya waktu untuk mempelajari kitab agama mereka.
Sekarang kita lihat sikap remaja masa sekarang, mereka menganggap diri mereka sebagai muslim, tapi kita patut mempertanyakan kemusliman mereka. Dengan berbagai tantangan zaman masihkah seorang pemuda muslim yang tidak ada rasa dalam dirinya untuk mempertahankan agamanya sendiri, masihkah bisa bertahan ?
Pergaulan yang sangat begitu bebas dikalangan remaja, memungkinkan remaja untuk melupakan kitab agamanya.  Mari kita persempit bahasan ini kepada agama islam. Remaja atau kita sebut saja pemuda-pemudi islam, yang waktu dulu ketika zaman Rasulullah saw mereka menjadi pedang bagi islam. Mereka adalah kerang yang bisa menyimpan dan menjaga  kilau mutiara islam. Mereka dengan segenap kekuatan dirinya mereka menjaga dan menjalankan syariat islam. Menghidupkan hukum-hukum islam dalam kehidupan mereka.
Tapi, apa yang terjadi terhadap pemuda-pemudi zaman sekarang, terlebih khusus di Negara Indonesia. Pembicaraan tentang al-Quran di kalangan para pemuda-pemudi sepertinya sangat jarang sekali bahkan nyaris tidak pernah terbersit dalam pikiran mereka.  Coba kita lihat kenyataannya, di dalam perkumpulan para pemuda-pemudi sekarang saat mereka memperbincangkan sesuatu hal, kalau tidak tentang fashion, sepak bola, film, atau juga tentang karir mereka. Apalagi ditambah sekarang sedang demam sepak bola Europa, seuatu yang mustahil mereka tidak memperbincangkannya dan al-Qur’an sudah kalah banding dengan sepak bola.
Padahal, hakikatnya manusia itu untuk mencari kesempurnaan, iya kan? Mereka bekerja setiap hari, mereka belajar terus menerus untuk mendapatkan kesempurnaan.  Mereka tidak menyadari ataukah memang tidak mengetahui bahwa mereka mempunyai panduan  Ilahi yang sangat mampu mengantarkan manusia menggapai tujuannya yaitu kesempurnaan.
Panduan Ilahi itu adalah Al-Qur’an Al-Karim. Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Allah yang mulia yaitu sayyidil wujud Muhammad saw.  Al-Qur’an menjadi sebuah kitab petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa dan tidak ada keraguan di dalamnya.
Sungguh kita telah tertipu oleh hal-hal dunia yang membuat mata, pikiran dan hati kita telah meninggalkan al-Qur’an. Padahal yang menjadi wasiat Rasulullah saw adalah jangan sampai kita meninggalkan al-Qur’an. Sekarang kita lihat begitu banyak dari kalangan umat muslim khususnya para pelajar yang lebih tertarik dengan mempelajari ilmu-ilmu yang lain dan mengabaikan al-Qur’an. Mereka tidak tertarik terhadap penelitian al-Qur’an, mungkin dalam pemikiran mereka mempelajari al-Qur’an tidak akan menghasilkan materi yang banyak, dalam kata lain tidak bisa menunjang kesenangan hidup. Berbeda dengan mempelajari ilmu-ilmu yang lain, seperti mempelajari ilmu perhotelan atau mungkin pariwisata yang lulusannya bisa langsung mendapatkan posisi untuk mereka bekerja.
Ini semua adalah merupakan kekeliruan, pandangan  para pemuda telah berubah haluan. Seandainya kita tetap berdiam diri dalam perkara ini, kita akan terus terjebak dalam kegelapan kehidupan. Kita tidak mengetahui hakikat penciptaan dari manusia sendiri. Kalau kita ibaratkan al-Qur’an dengan yang lainnya, ibarat kita menjalankan amanat dari Presiden Negara dengan menjalankan amanat dari ketua Rt. Memang pengibaratan ini tidak begitu sebanding, karena al-Qur’an itu adalah sesuatu yang agung. Hanya saja kalau kita lihat disini ada sebuah tingkat derajat yang begitu sangat berbeda. Kita akan lebih mendapatkan sebuah penghargaan besar apabila kita menjalankan amanat dari seorang presiden, yang bisa jadi amanat  ketua Rt pun sudah tercantum di dalamnya. Maksudnya amanat ketua Rt pun sudah termaktub di dalam amanat presiden.  
Selain itu mempelajari al-Qur’an mempunyai sisi lain yaitu kita mendapatkan pahala dalam ketaatan kepada-Nya. Dalam hadits  Rasulullah saw bersabda, “ sesungguhnya mahluk yang paling dicintai Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung adalah anak muda yang menghabiskan usia muda serta ketampanan atau kecantikannya itu dijalan Allah dan dalam ketaatan kepada Allah semata. Anak-anak muda (dengan kehendak, ketaatan, dan beramal saleh) seperti itulah yang dibanggakan Allah swt di hadapan para malaikat-Nya sambil berkata,’ ini lah hamba-hamba-KU yang sejati ‘”.
Semoga para pemuda-pemudi islam sadar akan perkara yang menimpa mereka saat ini. Disaat tuntutan zaman yang seakan-akan mengharuskan mereka memilih salah satu antara keduniaan dan agama. Padahal keduanya ini dapat berjalan bersamaan seandainya kalau mereka mengetahui akan penempatan porsi dan posisi keduanya. Dalam syair dikatakan “Barang siapa Allah (akhirat) tujuannya, niscaya dunia akan melayaninya. Namun siapa dunia tujuannya niscaya kan letih dan pasti sengsara, diperbudak dunia sampai akhir masa.”
Mari kita jadikan diri kita sebagai pemuda yang Allah banggakan didepan para malaikatNya, yaitu para pemuda-pemudi yang menghabiskan masa ketampanan dan kecantikannya dalam ketaatan  pada Allah semata, yaitu salah satunya dengan mempelajari kitab (al-Quran) yang diturunkan oleh-Nya yang tidak ada keraguan didalamnya. Pemuda-pemudi yang mengisi masa mudanya dengan ketaqwaan kepada-Nya.





1 komentar:

  1. ih..tom disebut sebut "pemuda sebagai Tombak" :)
    hehe..
    terus menulis ya iwan :)daarusyabab itu penting

    BalasHapus